Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 14 Februari 2021
Im 13:1-2,44-46
Mzm 32:1-2,5,11
1Kor 10:31 – 11:1
Mrk 1:40-45
Tak Bisa Diam
Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya ke mana-mana.. – Mrk 1:45a
Dua tahun lalu, saya mengalami sakit yang menyebabkan berat badan saya turun drastis dalam waktu singkat. Selain itu, saya juga mengalami detak jantung menjadi sangat cepat, jauh di atas normal. Kondisi kesehatan ini menyebabkan saya merasa cepat lelah. Dan tentu saja, saya jadi mempunyai kewajiban baru yaitu mengkonsumsi obat setiap hari.
Selama saya sakit, jujur saya malas bertemu banyak orang. Bukan apa-apa, tapi karena saya pasti menghadapi berbagai pertanyaan yang sama dan saya harus menjelaskannya berulang-ulang. Meski sebenarnya, saya tidak khawatir dengan sakit ini dan saya tetap menikmati hari-hari saya dengan sukacita.
Menjelang akhir tahun kemarin, saya melakukan kontrol dan ternyata hasil cek lab saya sudah baik dan semua sudah normal. Tentu saja hal ini mendatangkan sukacita besar dalam hati. Saya percaya semua ini karena kebaikan serta penjagaan Tuhan, karena sebelumnya ada banyak info yang mengatakan kondisi ini bisa dialami selama bertahun-tahun atau bahkan harus minum obat seumur hidup. Puji Tuhan, saya tidak perlu mengalami itu.
Berbeda dengan saat awal saya sakit. Berita sukacita ini tentu saja tidak dapat saya tahan. Bukan karena ingin pamer, tetapi karena saya ingin menyaksikan kebaikan Tuhan yang saya alami. Sukacita yang saya rasakan mendorong saya untuk membagikan kesaksian penyertaan dan campur tangan Tuhan. Bukankah begitu ketika teman-teman mengalami hal yang sama? (Jc)
Adakah kesaksian akan kebaikan Tuhan yang dapat saya bagikan kepada orang di sekitar saya?
No responses yet