Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 14 Februari 2024
Hari Rabu Abu
Yl 2:12-18
Mzm 51:3-6,12-14,17
2 Kor 5:20 – 6:2
Mat 6:1-6,16-18
Pergumulan Seumur Hidup
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, .. – Mat 6:17-18a
Manusia memiliki kecenderungan untuk menerima pujian dan diakui oleh orang lain. Ada baiknya, sesekali kita memberikan pujian kepada orang lain dengan tulus sebagai bentuk apresiasi untuk saling menyemangati. Yang terpenting adalah jangan menjadikan pujian sebagai motivasi untuk melakukan segala aktivitas terlebih dalam kegiatan-kegiatan sosial dan pelayanan.
Di sekitar kita mungkin masih banyak terjadi, ada yang terlihat melakukan pelayanan sosial tanpa lelah. Namun, sebenarnya hal itu dilakukan hanya karena ingin mendapat pujian dan pengakuan agar tidak diremehkan. Dan, mungkin saja kita termasuk dalam golongan orang-orang tersebut. Kita masih belum bisa keluar dari sifat kedagingan yang kita miliki.
Berusaha mengikis sikap ingin diakui dan ditinggikan orang lain adalah salah satu jalan menuju keselamatan. Dengan melakukan hal tersebut, sedikit demi sedikit akan tercipta sikap kerendahan hati seperti yang Ia inginkan, sekalipun hal tersebut akan menjadi pergumulan sepanjang hidup kita di dunia.
Marilah kita sambut rabu abu dengan berusaha melakukan pantang dan puasa sesuai yang diperintahkan Allah melalui bacaan Injil hari ini, melepaskan sifat kedagingan kita yang selalu ingin dilihat dan dipuji orang lain, serta terus berusaha menyadari apa yang berkenan di hati Tuhan, yaitu hidup kudus di dalam kerendahan hati dan tidak berkompromi dengan keinginan daging. (In).
Apa yang masih menjadi hambatan saya dalam bersikap rendah hati?
No responses yet