Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 14 Juni 2022
1 Raj 21:17-29
Mzm 51:3-6,11,16
Mat 5:43-48
Love Your Enemies
Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. – Mat.5:44
Membenci musuh ibarat api melawan api, yang tidak akan pernah ada habisnya. Dibenci dan dimusuhi oleh keluarga, sahabat dan orang sekitar seringkali membuat luka hati. Masihkah aku mencintai mereka?
Aku belajar untuk mengubah pola pikir dan pandangan dengan mencintai musuhku, bukannya membenci mereka. “Mencintai sampai terluka, hingga tidak ada lagi luka selain cinta.” kata Mother Teresa berusaha untuk memberikan cinta yang tulus dan mencintai hingga tetes darah penghabisan, aku sadar bahwa tidak ada cinta yang tidak melukai. Tidak ada cinta yang tidak terasa perih. Tetaplah mencintai hingga lukalah yang menyempurnakan cinta itu.
Dengan mengasihi musuh, aku belajar sabar dan mengontrol emosiku serta untuk bersikap lemah-lembut. Kata-kata yang menusuk hati menjadi langkah awal bagiku untuk membangun sikap positif, belajar menerima kritikan dan menjadi pribadi yang tangguh.
Belajar menerima perbedaan yang timbul dengan menghargai cara pikir dan pendapat yang berbeda dengan diriku. Menyadari bahwa menyimpan kebencian hanya akan merugikan diri sendiri. Dengan mencintai aku dapat merasakan ketenangan, damai sejahtera dan sukacita. Menjadikan musuh sebagai sahabat baru yang membantu mengasah karakterku untuk menjadi pribadi yang makin baik.
Mintalah kemampuan dari Allah untuk mengampuni dan mencintai musuh musuhmu, berdoalah dan berbuatlah kasih terhadap mereka seperti kamu ingin orang lain perbuat kepadamu. (TL).
Mampukah aku menjadi sahabat bagi musuhku?
No responses yet