Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 14 Mei 2017
Kis 6:1-7
Mzm 33:1-2,4-5,18-19
1Ptr 2:4-9
Yoh 14:1-12
BATU YANG HIDUP
Karena itu bagi kami, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan. – 1Ptr 2:7
Petrus berbicara tentang Kristus sebagai fondasi gereja. Lalu bagaimana dengan gereja sebagai bangunan rohani?
Sebuah bangunan tentu tidak akan dapat berdiri dengan kuat tanpa adanya fondasi yang kokoh. Ketika orang-orang datang kepada Yesus, itulah proses pembangunan rumah rohani. Akan tetapi, tidak semua batu cocok untuk pembangunan, hanya batu-batu yang hidup saja yang pantas dipergunakan. Dengan kata lain, hanya orang-orang yang melakukan pertobatan dengan sungguh-sungguh yang dapat disebut sebagai batu hidup yang layak dijadikan fondasi rumah-Nya.
Mari kita merefleksikan diri kita masing-masing, apakah kita sungguh-sungguh ketika datang kepada Tuhan dan membawa dosa-dosa kita sebagai “korban” untuk-Nya?
Menyerahkan dosa kepada Tuhan tentu juga tidak hanya saat di hadapan-Nya. Yang tidak kalah penting adalah kelanjutan dari pertobatan kita secara nyata dengan tindakan, melakukan perubahan-perubahan yang terus menggambarkan pribadi Allah.
Bapa di surga, kami rindu menjadi batu yang hidup, yang dapat Engkau pakai untuk membangun kerajaan-Mu. Mampukan kami untuk hidup kudus dengan rahmat-Mu. (In)
Apakah saya siap dipakai Tuhan untuk membangun kerajaan-Nya?
No responses yet