Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 15 Desember 2015
Zef:3:1-2,9-13
Mzm 34:2-3,6-7,17-19,23
Mat 21:28-32
PERBUATAN = EXPRESI PERKATAAN
…sesungguhnya pemungut-pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal akan mendahului kamu masuk ke dalam Kerajaan Allah. – Mat 21:31b
Ada ungkapan yang mengatakan: “Omong itu gampang, tapi melakukan itu sulit.” Ya, rasanya kita semua setuju bahwa bicara itu sangat mudah. Kita hanya perlu merangkai kata-kata sedemikian rupa hingga terdengar manis di telinga. Mungkin kita juga banyak menjumpai orang-orang yang banyak bicara yang terkesan bagus dan enak didengar, tapi ketika kita melihat perbuatannya, kita akan menjadi kecewa.
Hal ini seperti inipun banyak kita jumpai dalam lingkup rohani, seperti di gereja, di komunitas, di persekutuan doa, di lingkungan. Memang tak ada jaminan bahwa orang yang banyak bicara tentang Tuhan dan pelayanan lantas berarti perbuatannya pasti baik. Tak jarang hal ini juga menjadi batu sandungan bagi banyak orang yang melihatnya.
Perkataan itu baik. Namun ketika perkataan yang baik tidak didukung oleh perbuatan yang sesuai, hal itu menjadi tanda tanya besar. Saya pribadi percaya, perbuatan harusnya menjadi ekspresi dari perkataan. Karena sekali lagi, perbuatanlah yang menjadi bukti dari semua yang dikatakan. Kita bisa saja berkotbah dengan hebat atau mengajar dengan sangat baik, namun ketika perbuatan kita tidak sejalan dengan apa yang kita ajarkan, hal itu pasti akan diperhitungkan Tuhan. Mungkin…lebih baik tidak banyak omong, tapi perbuatan kita sesuai dengan apa yang menjadi kehendak Tuhan, itu malah lebih baik. Tapi bagi saya, perkataan dan perbuatan tetap harus berjalan beriringan. Dan pada saatnya nanti, kita perlu mempertanggungjawabkan perkataan dan perbuatan kita dihadapan Tuhan. (Jc)
Apakah perbuatan saya sudah sejalan dengan perkataan saya?
No responses yet