Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 15 Juni 2022
2 Raj 2:1,6-14
Mzm 31:20-21,24
Mat 6:1-6,16-18
Hanya Untuk Allah
“..maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu “ – Mat.6:6
Dijaman yang serba digital, informasi cepat menyebar saat ini, kita dapat berbuat banyak hal, yang kemudian bisa dilihat banyak orang, kemudian viral, terkenal, bahkan menghasilkan uang. Karena itu banyak orang berlomba-lomba membuat konten, entah berbagi harta, menolong orang yang susah, berkotbah, buat motivasi hidup dan seterusnya. Tujuan setiap orang membuat konten tentu beragam dan kita tidak dapat menilai. Namun kenyataan dunia menyuguhkan penghargaan atas setiap perbuatan baik semacam itu di medsos tentu merupakan ‘godaan’ tersendiri bagi kita umat beriman, bila kita membaca injil hari ini.
Hari ini kita membaca kisah Injil, dimana Yesus mengajarkan bahwa apa yang kita lakukan, kerjakanlah dengan diam diam. Berdoa secara pribadi, berpuasa diharapkan tidak terlihat, dan ketika memberi pun tidak perlu orang lain tahu bahwa kita memberi. Allah hanya ingin kita memberi untuk Dia, bukan untuk diri kita. Apa hubungannya dengan diri kita? Kadang tanpa sadar bisa saja untuk mencari perhatian, bisa perbuatan kita mencuri perhatian banyak orang, kemudian dikenal sebagai sosok yang religius atau dermawan adalah diri kita, bukan Allah sang sumber.
Sebagai contoh, apakah kita memberi untuk anak kita, supaya kita dianggap murah hati oleh anak kita? Ataukah karena menyadari bahwa itu menjadi kebutuhan dan tanda cinta kita kepada dia? Ketika kita mengantar orang tua kita ke rumah sakit, supaya kita dikenal sebagai anak yang baik hati atau memang tanda cinta dan perhatian kita? Sepertinya kita diingatkan untuk selalu sadar setiap perbuatan yang kita lakukan ditujukan untuk siapa, aku? atau Tuhan? (An).
Sudahkah saya memberi yang terbaik hanya semata mata untuk Allah?
No responses yet