Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 15 September 2018
1Kor 15:1-11 atau Ibr 5:7-9
Mzm 31:2-6, 15-16,20
Yoh 19:25-27 atau
Luk 2:33-35
Kesetiaan
Dan dekat salib Yesus berdiri ibuNya dan saudara ibuNya.
– Yoh 19:25
Ada ungkapan “ketika sedang jaya orang akan mendekat, ketika sedang jatuh temanpun menjauh”. Saya setuju dengan ungkapan tersebut. Karena umumnya, orang hanya mau bersenang-senang tanpa mau bersusah-payah, apalagi ikut campur dalam kesusahan orang lain. Teman sejati hanya muncul pada saat kita jatuh.
Bunda Maria menunjukkan kesetiaannya saat mendampingi Yesus menuju Kalvari. Ketika para murid meninggalkan-Nya, seorang wanita lemah menempatkan dirinya untuk turut merasakan penderitaan putranya. Dukacita yang sangat dalam harus ditanggungnya ketika melihat putranya menjalani hukuman yang tidak seharusnya diterima. Mampukah kita melakukan hal yang sama seperti Bunda Maria?
Ketika segala hambatan dan rintangan terjadi dalam hidup, kita selalu berteriak dan mengatakan Tuhan tidak adil. Namun ketika berkat datang, kita tidak pernah menanyakan keadilan Tuhan. Adilkah kita?
Kesetiaan iman dapat kita peroleh melalui jalan salib seperti yang dijalani Bunda Maria. Setia dan berusaha menerima meskipun sulit, dan menyerahkan semuanya kepada Tuhan. Ya Tuhan, ajar kami untuk selalu setia. (An)
Apakah saya tetap berusaha untuk setia ketika beban hidup semakin berat?
No responses yet