Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 15 September 2024
Hari Minggu Biasa XXIV
Yes 50:5-9a
Mzm 116:1-6,8-9
Yak 2:14-18
Mrk 8:27-35
Menyangkal Diri
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. – Mrk 8:34
Salib adalah persekutuan dalam penderitaan dan kematian-Nya (Flp.3:10-11). Ketika Tuhan memanggil kita dan kita mau mengikut Dia, sejak saat itulah kita berada di jalan kematian. Maksud dari jalan kematian, adalah bagaimana kita dapat menyangkal diri dan memikul kuk-Nya, rela masuk dalam penderitaan dan kematian bersama Kristus.
Menyangkal diri tidaklah mudah, namun jika memiliki kerinduan yang kuat, maka dengan sendirinya akan timbul dorongan yang kuat juga untuk memperjuangkannya. Misalnya mulai dari hal-hal sederhana yang sangat dekat dengan kehidupan kita setiap hari, seperti tidak bergosip negatif, mengikis pikiran/perasaan sombong, tidak menuruti hobi dengan berlebihan, tekun hadir dalam ekaristi, berdoa pribadi/baca alkitab dan sebagainya.
Jika niat tersebut dilakukan dengan tekun setiap hari, lambat laun akan menjadi suatu kebiasaan. Bahkan suatu saat nanti jika kebiasaan baik tersebut tidak dilakukan akan timbul perasaan/pikiran bahwa ada sesuatu yang kurang dan menimbulkan rasa tidak damai. Penyangkalan diri juga dapat mencegah timbulnya masalah yang lebih besar, karena dapat menjadi pondasi dalam menjalani hidup ini.
Marilah terus berusaha memikul salib hidup dengan tekun di dalam ketaatan kepada-Nya, sebagai lambang cinta kita kepada Allah. (In).
Penyangkalan diri apa yang masih sulit saya lakukan sampai saat ini?
No responses yet