Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 16 Agustus 2024
Yeh 16:1-15,60,63 / Yeh 16:59-63
MT Yes 12:2-3,4bcd,5-6
Mat 19:3-12
Hidup Dengan Setia
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.” – Mat 19:6
Setiap orang mempunyai panggilan hidup masing-masing. Panggilan itu hendaknya dihidupi dalam kesetiaan selamanya. Kesetiaan selalu menuntut perjuangan dan bahkan pengorbanan. Ukuran dari kesetiaan itu bukan lagi pertama-tama “like or dislike”, tapi bagaimana komitmen yang sudah diambil diperjuangkan dengan sepenuh hati.
Bacaan Injil hari ini menggambarkan bagaimana orang-orang pada jaman itu memiliki kecenderungan untuk menguntungkan diri sendiri. Ketika bosan dengan situasi hidupnya saat itu, mereka dengan mudah mencari sesuatu yang mereka inginkan. 1001 alasan pun dicari untuk mencari pembenaran atas apa yang dikehendaki.
Arus deras dalam kehidupan modern saat ini yang mengalir dan dominan adalah hanya sebatas suka atau tidak suka. Jika suka maka akan saya teruskan, jika tidak maka akan saya tinggalkan. Ukurannya hanya melulu pada diri sendiri. Itulah yang juga menggerogoti kehidupan dalam rumah tangga. Banyak keluarga tidak bertahan, termasuk keluarga saya dulu, karena awalnya yakin akan cinta, tetapi seiring perjalanan waktu berubah hanya menjadi sekedar like or dislike.
Saya diingatkan kembali bahwa apapun panggilan saya, kesetiaan menjadi perjuangan yang bukan sekali jadi. Kesetiaan mengatasi ukuran suka atau tidak suka, ia tidak lagi memandang yang mengenakkan atau tidak. Pilihan, komitmen, dan perjuangan menjadi wujud nyata dari kesetiaan. Rahmat Allah sendiri yang memampukan saya untuk itu. (Ii).
Apakah saya mau setia terhadap komitmen yang telah saya buat di hadapan Tuhan?
No responses yet