Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 16 Agustus 2016
Yeh 28:1-10
MT Ul 32:26-28,30,35cd-36ab
Mat 19:23-30
JANGAN TERIKAT PADA KEKAYAAN
…sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. – Mat 19:23
Setiap orang boleh menjadi kaya, karena materi itu bersifat netral. Tidak masalah seseorang punya banyak uang. Tapi cinta akan uanglah yang menjadi akar dari kejahatan. Cinta akan uang dimengerti sebagai keterikatan pada uang, dan dengan kata lain, membuat uang menjadi lebih utama daripada Tuhan.
Kita tentu banyak mendengar cerita tentang perebutan warisan yang membuat sebuah keluarga hancur berantakan karena saling bertengkar. Dalam Alkitabpun kita menemukan kasus-kasus seperti ini. Kembali lagi kepada pertanyaan: Apakah uang lebih penting dari Tuhan, termasuk kebajikan-kebajikan Kristen dan buah-buah Roh? Apakah tidak ada cara yang bijak dan tepat dalam mengatur warisan? Saya yakin pasti ada.
Contoh lainnya, ada pula yang terlihat rohani, tetapi gaya hidupnya sangat glamour dan seolah terlihat ingin pamer. Semua barang yang dimiliki harus bermerek, tidak peduli berapapun harganya. Terlihat materi dipakai hanya untuk kesenangan dan pemuasan diri sendiri. Materialisme ternyata berada di balik kedok rohani kekristenan.
Apakah cinta uang menjadi akar dari sikap materialisme kita? Apakah Tuhan dan ajaran-ajaran-Nya tetap lebih penting daripada uang dan barang bermerek di dunia? Marilah kita berfokus pada Tuhan dan teguh dalam iman kita. (Aw)
Apakah saya sudah terbebas dari keterikatan akan uang dan sikap materialisme?
No responses yet