Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 16 Desember 2017
Sir 48:1-4,9-11
Mzm 80:2-3,15-16,18-19
Mat 17:10-13
Merasa diri benar
..Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka.
Demikian juga Anak manusia akan menderita oleh mereka.
– Mat 17:11-12
Pada umumnya, semakin sukses seseorang dalam hidupnya, akan membuatnya juga merasa benar dalam segala hal terkait dengan keberhasilan yang telah diraihnya. Merasa benar atas apa yang telah dilakukannya dan merasa perlu diikuti oleh orang lain untuk mencapai keberhasilan juga.
Dalam praktek hidup berorganisasi, ketika banyak orang merasa dirinya benar, akan menimbulkan gesekan yang mungkin tidak diinginkan. Perbedaan pemikiran menimbulkan perdebatan, dan tidak sedikit menimbulkan sakit hati antara orang-orang yang pada dasarnya adalah orang-orang yang baik.
Tapi, haruskah orang-orang baik itu bermusuhan hanya karena merasa dirinya masing-masing benar?
Dalam Kitab Matius di atas, kita diingatkan untuk berhati-hati terhadap sifat dasar manusia yang satu ini. Dari luar terlihat seolah baik dan benar, namun “selalu merasa diri sendiri benar” akan membawa kepada kehancuran.
Sikap “selalu merasa diri benar” terkadang membuat seseorang memaksakan pendapatnya, karena merasa semua yang lain salah atau kurang benar. Sikap ini juga membuat sulit mendengar masukan dan kritik yang membangun dari orang lain. Mungkin ini saatnya bagi kita untuk berefleksi. (Md)
Apakah saya sering merasa diri sendiri benar?
Apakah saya mau mengalah dan mendengar pendapat orang lain?
No responses yet