Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 16 Februari 2018
Yes 58:1-9a
Mzm 51:3-6a,18-18
Mat 9:14-15
My own psalm
Sesungguhnya, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku. – Mzm 51:5
Berbuat kesalahan dan menyesalinya adalah suatu hal yang biasa. Namun yang tidak biasa adalah ketika ada orang yang begitu larut dalam kesedihan dan penyesalan sehingga merasa dirinya sudah tidak layak lagi dimaafkan dan tidak mungkin lagi memperbaikinya. Maka tidak heran, di ujung penyesalannya, ia berusaha mengakhiri hidupnya.
Mazmur 51 adalah keluhan dan doa Daud atas dosa yang sudah diperbuatnya, terutama ketika ia telah berzinah dan melakukan dosa membunuh. Ia meratapi dosanya sejadi-jadinya, bahkan dengan berbaring di atas debu dan tak henti meratap agar Tuhan mengampuni dirinya.
Ada perbedaan antara kita dengan Daud dalam meratap. Dalam ratapan yang tertulis dalam Kitab Mazmur ini, Daud tidak saja mengungkapkan penyesalannya, tapi ia juga mengingat akan janji-janji Allah. Ia tidak terhanyut dalam kesedihan dan mengasihani diri sendiri, namun secara tidak langsung kebenaran Allah itupun membangkitkan dan menguatkan dirinya.
Daud pun adalah manusia biasa. Mari kita belajar dari diri Daud. Ia sungguh menyadari bahwa kebenaran dan janji yang Allah berikan adalah kekuatan di kala ia lemah dan sanggup memulihkan hidupnya ketika ia jatuh dan terpuruk. Itulah sebabnya setiap ayat dalam Kitab Mazmur, selain doa, ungkapan, nyanyian, keluhan, ratapan, juga adalah sebuah pernyataan akan harapan di dalam kebenaran dan janji Allah. Dan kita semua diberkati oleh kitab ini. (Al)
Buatlah hidup Anda menjadi Kitab Mazmur yang Anda tulis sendiri…
No responses yet