Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 16 Juni 2021
2Kor 9:6-11
Mzm 112:1-4,9
Mat 6:1-6,16-18
Tuluskah Hatimu?
Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. – Mat 6:17-18
Manusia adalah makhluk visual dimana sebagian besar informasi diperolehnya dari indera penglihatan, maka wajar jika sebagai manusia lebih mengutamakan penampilan dibanding hal lainnya. Hal ini tak bisa kita pungkiri dan semakin diperjelas dengan perilaku kita yang mengawali hari dengan terlebih dulu mengaca untuk melihat penampilan kita. Tetapi sayangnya, hal ini sering dilakukan dengan tujuan agar diri kita mendapat pujian dan bukannya untuk mensyukuri pemberian-Nya dalam diri kita.
Godaan terhadap pujian tak hanya kita alami dalam keseharian hidup, tetapi juga dalam masa Prapaskah saat berpuasa dan berpantang. Jika pada umumnya orang tergoda untuk menunjukkan bahwa mereka sedang berpantang atau berpuasa, godaan yang saya alami sedikit berbeda. Saya menyemangati diri agar kuat berpuasa dan berpantang agar tidak memalukan di mata orang dunia. Saya menyadari bahwa semangat berpuasa dan berpantang yang saya miliki baik, tetapi motivasi saya masih salah karena berfokus pada diri sendiri. Saya lebih mementingkan pujian bagi diri saya daripada melihat dan menyadari cinta Tuhan yang begitu besar. Saya tidak menyadari, apa yang saya lakukan bukanlah apa-apa dibandingkan dengan apa yang sudah Tuhan lakukan bagi saya.
Terima kasih Tuhan atas teguran kasih-Mu yang membuat saya lebih baik dari hari ke hari.
Mari kita memohon rahmat Tuhan agar kita melakukan segala sesuatunya dengan tulus sebagai tanda syukur atas cinta Tuhan dan demi kemuliaan nama-Nya. (Cr)
Masihkah saya mengejar pujian dalam melakukan hal baik?
No responses yet