Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 16 Juni 2024
Hari Minggu Biasa XI
Yeh 17:22-24
Mzm 92:2-3,13-16
2 Kor 5:6-10
Mrk 4:26-34
Benih Kasih
…Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran… , sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.” – Mrk 4:31-32
Biji sesawi saya illustrasikan sebagai benih kasih yang ada dalam diri manusia, dimana benih itu sangat kecil dan berada di antara benih yang lain (benih iri, egois, pikiran jahat dan lain sebagainya). Benih manakah yang akan ditumbuhkan dan dipupuk, agar tumbuh menjadi besar?
Tidak mudah memupuk benih kasih dengan konsisten agar terus mengalami pertumbuhan yang lebih baik, mengingat kecenderungan sifat manusia yang mudah tergoda terhadap hal-hal negatif, sekalipun terkadang ada kalanya manusia memilih untuk mengambil sisi positif dari suatu hal, misalnya ada yang merasa tidak senang melihat keberhasilan orang lain, tetapi sebaliknya ada yang merasa termotivasi untuk menjadi lebih baik saat melihat keberhasilan orang lain.
Ketika yang dipilih sisi positif tentu yang akan tumbuh dan berkembang adalah kebaikan, dan akan tercermin pada perbuatan, perkataan, dan secara alami hal tersebut akan menular atau menginspirasi orang lain. Dan sebaliknya jika kita terus sibuk dengan ketidakpuasan diri dalam konotasi negatif, buahnya pun sesuatu yang negatif, efeknya akan menjauhkan relasi kasih kita dengan Tuhan ataupun sesama.
Dari awal manusia diciptakan, Allah sudah menanamkan benih kasih-Nya, marilah kita siram dan dipupuk dengan benar, sehingga dapat tumbuh subur, dan kemudian menghasilkan buah yang dapat dinikmati banyak orang, dan tentu akan menyenangkan-Nya. (In).
Tuhan mampukan kami agar dapat selalu memilih untuk menumbuhkan benih kasih-Mu.
No responses yet