Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 16 November 2016
Why 4:1-11
Mzm 150:1-6
Luk 19:11-28
PORSI
Tuan, ia sudah mempunyai sepuluh mina. – Luk 19:25
Sejujurnya, saya sempat kesulitan memahami ayat di atas. Namun setelah sekian lama saya menjalani kehidupan dalam pelayanan dan pekerjaan, ternyata memang seperti itulah hukum alam yang terjadi. Logikanya, jika saya adalah pemilik pabrik yang memiliki sepuluh mesin, lalu tiba-tiba satu mesin rusak, saya pasti tidak akan menggunakan mesin yang rusak itu lagi. Saya akan mengambil jatah produksi mesin itu dan memberikannya kepada mesin lain yang memiliki performa paling tinggi. Karena saya yakin, mesin dengan performa terbaik itu pasti mampu memproduksi jatahnya sendiri ditambah dengan jatah mesin yang rusak. Tidak mungkin saya menambahkan jatah kepada mesin lain yang tidak terlalu baik performanya, karena bisa jadi mesin itu malah rusak karena dipaksa memproduksi terlalu banyak.
Bila kita memandang dari sudut pandang orang dengan satu mina, pasti kita merasa Tuhan tidak adil. Tapi ketika saya belajar untuk menjadi lebih dewasa dan mencari tahu kehendak Tuhan, sayapun sadar bahwa yang Tuhan lakukan atas dasar kasih. Dia tahu saya tidak mampu mengatasi tekanan yang ada sehingga Ia mengambilnya dari saya dan memberikannya kepada orang lain. Awalnya saya marah, tapi ternyata ketika mina itu diambil, saya belajar untuk membangun kembali kualitas diri saya dan menjadi lebih baik. Hingga suatu saat saya sudah siap seperti orang dengan sepuluh mina, dan Tuhan akan menambahkan porsi saya sesuai dengan kemampuan saya.
Teman, ketika Tuhan mengambil sesuatu dari kita, percayalah itu hanya terjadi karena Dia memiliki sesuatu yang lebih indah bagi kita. Tetap semangat. Pantang menyerah. Tetap berusaha dan jadilah hamba yang menyenangkan hati tuannya. (Hd)
Apakah saya mengalami kemunduran dalam hidup saya saat ini? Adakah yang bisa saya lakukan untuk menjadi lebih baik dalam hal itu?
No responses yet