Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 16 Oktober 2022
Hari Minggu Biasa XXIX
Kel 17:8-13
Mzm 121:1-8
2 Tim 3:14 – 4:2
Luk 18:1-8
Jangan Jemu-Jemu
Yesus mengatakan suatu perumpamaan kepada mereka untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu. – Luk.18:1
Saya pernah mendengar kesaksian seorang ibu yang berdoa selama 18 tahun untuk pertobatan suaminya. Sesaat sebelum suaminya meninggal dunia, ia minta dibaptis dan menerima Tuhan sebagai Juru Selamat. Saat pemakaman, ibu ini bersaksi bagaimana ia bersukacita, karena suaminya meninggal setelah menerima Tuhan Yesus. Doanya selama 18 tahun akhirnya dijawab oleh Tuhan. Ada kalanya saat berdoa, ibu ini merasa putus asa, seakan Tuhan tidak mendengar doanya. Tapi ibu ini bertekad tidak jemu-jemu berdoa untuk pertobatan suaminya. Akhirnya di waktu yang tepat, Tuhan mengabulkan permohonan doa ibu ini.
Sulit bagi saya untuk bisa seperti ibu ini. Seringkali saya berdoa memohon sesuatu kepada Tuhan. Setiap hari saya doakan, hari berganti hari, bulan berganti bulan, tapi yang saya doakan belum ada jawabannya. Akhirnya doa saya mulai mengendur, kalau ingat saja baru didoakan. Padahal bisa saja doa saya sebentar lagi dijawab Tuhan, tapi karena saya berhenti di tengah jalan, maka saya tidak bisa menikmati hasilnya,
Injil hari ini mengingatkan saya kembali, bahwa saya harus menjadi orang yang konsisten dan tidak jemu-jemu berdoa. Di waktu yang tepat, Tuhan pasti akan mengabulkan doa saya. Apapun hasil doanya, pasti itu adalah yang terbaik untuk saya. (Dn).
Apakah kita tetap setia berdoa kepada Tuhan, meskipun ada rasa jenuh dan putus asa saat belum mendapat jawaban?
No responses yet