Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 18 April 2018
Kis 8:1b-8
Mzm 66:1-7
Yoh 6:35-40
Tuhan membiarkan?
Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. – Kis 8:1b
Pada zaman itu, Yerusalem merupakan tempat yang mengerikan. Siksaan banyak dialami oleh orang-orang percaya. Nyawa menjadi taruhan bagi mereka yang tetap mempertahankan iman dan setia kepada Yesus. Stefanus yang mengatakan kebenaran tentang Tuhan di hadapan Mahkamah Agama dilempari batu sampai mati. Mengapa Tuhan membiarkan umatnya menderita? Mengapa Ia diam saja? Di mana Tuhan saat itu?
Tidaklah bijaksana jika kita hanya berhenti sampai di sini. Marilah kita lihat dampak penganiayaan hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Orang-orang percaya berlari ke seluruh negeri sambil mewartakan firman Tuhan. Itulah sebabnya kita dapat membaca dan mempelajari firman Tuhan di kota kita masing-masing saat ini.
Lima tahun lalu saya bekerja di sebuah organisasi kemanusiaan yang sangat besar dan saya merasa bangga sekali. Hampir setiap bulan saya diminta bekerja di akhir pekan dan saya selalu menurut. Banyak pelayanan gereja yang tidak dapat saya lakukan karenanya. Hingga suatu saat kondisi tempat saya bekerja berubah dan saya dimiinta untuk keluar. Saya bingung, di usia yang sudah memasuki kepala 4, masih adakah perusahaan yang berkenan mempekerjakan saya? Mengapa Tuhan membiarkan saya berada dalam kondisi tidak nyaman ini?
Akhirnya, saya diterima bekerja di sebuah perusahaan swasta dimana setiap akhir pekan saya libur. Saya kembali aktif dalam pelayanan. Ternyata, Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjuang sendirian. Saat kita mengalami penderitaan, Tuhan tetap hadir menguatkan dan memberikan harapan. Namun, waktu Tuhan bukanlah waktu kita. (Yo)
Apakah saya tetap percaya penyelenggaraan Tuhan ketika sedang menghadapi masalah?
No responses yet