Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 17 Juli 2018
Yes 7:1-9
Mzm 48:2-8
Mat 11:20-24
Kesempatan bertobat = mukjizat
Lalu Yesus mulai mengecam kota-kota yang tidak bertobat, sekalipun disitu Ia paling banyak melakukan mujizat-mujizat-Nya. – Mat 11:20
Jika Allah menghendaki dan berkenan, maka orang berdosapun dapat menerima mukjizat. Meski begitu, Allah tetap mengecam perbuatan dosa dan menyerukan pertobatan.
Ilustrasi sederhana adalah hidup kita sehari-hari. Berapa banyak kali kita berbuat dosa? Bahkan setelah melakukan pertobatanpun, kita masih terus melakukan dosa, dan Tuhan tetap memelihara hidup kita.
Karena kerahiman-Nya yang tanpa syarat untuk manusia, Allah tetap memberikan mukjizat-Nya. Namun kita mungkin kurang menyadari atau bahkan kita tidak memandangnya sebagai mukjizat, seperti kesehatan, pekerjaan, keluarga, dan lain sebagainya.
Mari kita juga menyadari bahwa kesempatan untuk bertobat juga adalah mukjizat dari-Nya. Karena tanpa kesempatan tersebut, manusia akan hidup dalam maut untuk selamanya. Bersyukurlah kepada Tuhan dengan cara menggunakan waktu yang ada untuk hidup dalam kebenaran-Nya. Dengan menerima rahmat pengampunan dosa yang dilanjutkan dengan pertobatan melalui tindakan, maka kita telah menjawab panggilan-Nya untuk hidup kudus bersama-Nya. (In)
Terima kasih Bapa atas setiap pengampunan dosa dan kesempatan yang masih Engkau berikan agar saya dapat melakukan pertobatan.
No responses yet