Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 17 Juni 2018
Yeh 17:22-24
Mzm 92:2-3,13-16
2Kor 5:6-10
Mrk 4:26-34
Benih yang dipelihara
Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung diudara dapat bersarang dalam naungannya. – Mrk 4:32
Iman kita kepada Tuhan mungkin sangat kecil, namun jika terus dipelihara dengan disiram dan diberi pupuk, pasti akan bertumbuh menjadi besar.
Saya dibaptis sejak bayi. Bayi tentunya tidak mengerti apa artinya iman kepada Tuhan. Setelah beranjak remajapun, saya tetap tidak mengerti apa itu iman, meski saya rajin ke gereja dan mulai terlibat aktif dalam pelayanan. Alasannya, karena saya tidak membangun relasi dengan Tuhan seperti yang seharusnya. Saya mungkin sibuk pelayanan, tetapi karakter saya tidak bertumbuh dengan benar.
Ketika saya mengikuti retret hidup dalam Roh, saat itulah mata rohani saya terbuka. Saya mulai menyadari betapa saya sangat membutuhkan relasi yang intim dengan Tuhan. Melalui ketekunan menyediakan waktu yang terbaik untuk Tuhan di dalam doa dan membaca firman, saya mulai bertumbuh mengenal Tuhan. Hal itu membawa iman saya semakin hidup. Dengan sendirinya, karakter juga ikut bertumbuh. Dan yang paling menggembirakan, saat saya mengambil bagian dalam pelayanan, saya dapat melakukannya dengan sukacita dan sepenuh hati bagi Tuhan.
Benih iman yang tertanam dalam hati kita sangat membutuhkan pemeliharaan, agar dapat berbuah banyak dan memberkati diri kita juga orang lain. (In)
Bagaimana saya memelihara benih iman dalam diri saya?
No responses yet