Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 17 Juni 2021
2Kor 11:1-11
Mzm 111:1-4,7-8
Mat 6:7-15
Mengampuni: Yes or No?
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. – Mat 6:14
Jam menunjukkan hampir pukul tujuh malam. Hari itu hari Jumat dan saya masih sibuk menyelesaikan beberapa hal di kantor sendirian. Hal yang menyenangkan hati adalah besok libur dan saya bisa beristirahat sepuasnya. Tiba-tiba telepon berdering. Atasan saya menanyakan beberapa hal dan saya mengakui ada kelalaian. Saya meminta maaf dan berjanji untuk lebih teliti lagi.
Akhir pekan yang biasanya terasa menyenangkan, tidak lagi saya rasakan. Masih terngiang omelan atasan saya dan hal itu mengacaukan hari-hari saya. Tak ada lagi rasa damai di hati.
Tak ada orang yang sempurna. Di sana-sini pasti ada kekurangan walaupun sudah diusahakan semaksimal mungkin. Kita perlu bekerja maksimal, tetapi hasilnya mungkin tetap tidak sempurna. Dimarahi bukan sesuatu hal yang dapat dihindari. Perlu kerendahan hati untuk menerima bahwa kita tidak sempurna, sehingga kita tidak sakit hati.
Saya teringat akan ajaran Tuhan Yesus. Pada saat doa pagi, saya berdoa bagi atasan saya secara sungguh-sungguh. Saya mengampuninya yang telah menyakiti hati saya dan memohon Tuhan mengaruniakan damai sejahtera serta buah-buah Roh kepadanya. Saya berdoa agar Tuhan melindunginya dan menjauhkannya dari segala yang jahat. Sebelum kata “amin”, hati saya diliputi sukacita besar. Beban dan sakit hati seolah terangkat. Kelegaan yang meliputi membuat saya bersyukur atas hal ini.
Pengampunan yang kita berikan secara tulus tidak hanya mendatangkan kesehatan tubuh, tetapi juga jiwa kita. Marilah kita saling mengampuni karena tidak ada yang sempurna di dunia ini. (Yo)
Apakah saya masih menyimpan dendam kepada orang lain?
No responses yet