Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis,17 Maret 2016
Kej 17:3-9
Mzm 105:4-9
Yoh 8:51-59
MAUT DAN KEMATIAN
Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. – Yoh 8:51
Pada pertengahan Januari lalu, Ibukota Jakarta telah menjadi saksi mata terorisme. Bom di beberapa lokasi kawasan perkantoran ibukota dan aksi tembak-menembak antara aparat polisi dan para teroris, telah menebar teror bagi sebagian warga yang menjadi takut untuk beraktivitas di luar ketika itu. Sejurus kemudian, semakin banyak warga yang ikut menyebarkan dan membagikan ketakutan tersebut lewat media sosial. Semakin seru berita yang tersebar di kalangan masyarakat, semakin membuat suasana mencekam. Itulah yang menjadi tujuan utama para teroris, yaitu menebar teror dan ketakutan. Terbukti, maut dan kematian masih menjadi momok yang menakutkan bagi manusia di dunia ini.
Maut dan kematian dapat menghampiri kapan saja dalam kehidupan ini. Seperti salah satu kasus yang terjadi beberapa waktu lalu: seseorang sedang tertidur pulas di rumahnya, tiba-tiba meninggal dan tidur selamanya karena serangan jantung mendadak. Setiap saat kematian dapat menghampiri, tanpa kita ketahui kapan datangnya.
Sebagai anak-anak Allah yang percaya akan kebangkitan Yesus, Ia mengatakan agar kita menuruti dan menjalankan firman-Nya, maka maut tidak akan menghalangi kita sampai selama-lamanya. Itulah janji Tuhan yang dapat kita klaim untuk kebangkitan kekal kita nanti. Ibarat seorang murid yang rajin mengerjakan PR dan belajar dengan tekun, maka ia tidak akan takut menghadapi ujian, sekalipun tanpa pemberitahuan, karena keyakinannya atas persiapan yang sudah dilakukannya. (Md)
Takutkah saya menghadapi maut dan kematian? Persiapan apa yang sudah saya lakukan?
No responses yet