Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 17 Maret 2021
Yes 49:8-15
Mzm 145:8-9,13cd-14,17-18
Yoh 5:17-30
Anak Allah
Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. – Yoh 5:18
Kita tahu pribadi Allah sebagai Tritunggal Maha Kudus – Allah sebagai Bapa, Allah sebagai Putra, dan Allah sebagai Roh Kudus. Memang sangat sulit untuk menjelaskan, namun kita percaya dan mengimaninya. Sekalipun banyak orang di luar sana menertawakan kita, karena mereka menganggap kesakralan Allah tidak mungkin Allah memiliki seorang anak. Bahkan bagi orang Yahudi, menyebut nama Allahpun tidak boleh sembarangan. Jadi bayangkan ketika Yesus seorang manusia mengaku bahwa Ia telah melihat Bapa (Allah) yang bekerja.
Bangsa Yahudi percaya bahwa mereka anak (keturunan) Abraham, tetapi Allah sangatlah kudus dan tidak terjangkau. Bahkan untuk dapat masuk ke Bait Suci Allah, mereka tidak boleh sering-sering dan harus mempersembahkan korban terlebih dulu. Jadi, bagaimana mungkin Allah yang sangat kudus memiliki anak?
Injil Lukas Bab 3 ayat 38 menuliskan anak Enos, anak Set, anak Adam, anak Allah. Pengarang Injil Lukas ini mengerti dan mengimani bahwa Yesus adalah Anak Allah sehingga dengan berani ia menulis bahwa Adam adalah anak Allah. Yesus bukan saja Anak Allah, tetapi karena rahmat penebusan-Nya, kita semua dijadikan sebagai anak-anak Allah (Yohanes 1:12). Karena kita diciptakan serupa dengan gambaran Allah (Kitab Kejadian). Allah tidak menciptakan kita tanpa tujuan, tetapi Allah menciptakan kita supaya hidup dalam kebenaran-Nya. Supaya melalui Tuhan Yesus, kita didamaikan dan diangkat menjadi anak-anak Allah. (An)
Percayakah saya bahwa saya anak Allah?
No responses yet