Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 17 Mei 2022
Kis 14:19-28
Mzm 145:10-13,21
Yoh 14:27-31a
Peace With Myself
Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu. – Yoh.14 :27
Tidak mudah bagiku untuk berdamai dengan diriku. Seringkali aku menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi terhadap diriku sendiri yang justru menambah stress dan bebanku. Apalagi jika hasilnya tidak sesuai dengan target dan harapanku, kemudian aku membanding-bandingkan diriku dengan orang lain yang membuatku semakin terbeban.
Jika hal ini dibiarkan tentu akan berdampak terhadap penerimaan atas diriku sendiri dan menghalangiku untuk merasakan damai dan sukacita. Aku akan merasa gagal, tidak berguna dan hidup menjadi tidak berarti. Selalu menyalahkan diri dan merasa tidak damai.
Pengalaman hidup seharusnya memberikan PEMBELAJARAN yang berguna untuk semakin berdamai dan mencintai diriku. Belajar dari kesalahan yang dibuat dapat membuatku semakin dewasa dalam bertindak. Memberi waktu dan bersabar terhadap diri sendiri bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Selalu berusaha mencari sisi positif yang ada padaku serta memohon rahmat-Nya supaya aku tidak terpuruk menyalahkan diri atas kejadian yang telah berlalu.
Kita harus belajar menerima kesalahan, tidak menghukum diri sendiri, serta menerima diri apa adanya dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Persembahkan segala yang membuat kita sulit berdamai dengan diri kita sendiri, termasuk rasa kecewa dan sedih kepada Tuhan. Kemudian kita belajar mendekatkan diri dan selalu bersyukur pada-Nya atas setiap pengalaman hidup yang boleh kita alami. (TL)
Sudahkah aku berdamai dengan diriku sendiri?
No responses yet