Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 18 November 2017
Keb 18:14-16, 19:6-9
Mzm 105:2-3,36-37,42-43
Luk 18:1-8
Yakin atau merengek?
Bahwa mereka harus berdoa dengan tidak jemu-jemu.
– Luk 18:1
Injil hari ini membuat kita belajar untuk berdoa dengan pengertian yang lebih dalam. Doa pada hakekatnya bukanlah sekedar meminta dan meminta kepada Tuhan. Namun suatu bentuk relasi yang dilakukan terus-menerus secara tak jemu-jemu.
Banyak orang berpikir bahwa berdoa tak jemu-jemu itu seakan semakin banyak dan semakin sering kita berdoa untuk meminta, maka Tuhan akan mengabulkan doa kita. Rasanya pemikiran di atas membuat Tuhan kita seolah Tuhan yang pelupa dan senang untuk diingatkan terus-menerus.
Sebenarnya konsep dari doa tak jemu-jemu adalah membuat kita semakin menyadari bahwa kita bergantung hanya kepada-Nya. Dengan kekuatan kita sendiri, kita tidak mungkin dapat melakukan banyak. Semakin kita bergantung kepada-Nya, tentu semakin membuat kita selalu berdoa. Dan doa seperti inilah yang Tuhan kehendaki.
Selain bergantung, konsep doa tak jemu-jemu juga melatih kita untuk terus bertekun atas apa yang kita butuhkan. Doa yang bertekun menunjukkan imian dan percaya kita bahwa Tuhan pasti akan memberikan apa yang kita butuhkan. Jadi bukan merengek agar Tuhan memberikan apa yang kita mau.
Sekali lagi, berdoa dengan tak jemu-jemu targetnya bukanlah metode jitu untuk mendapatkan sesuatu dari Tuhan. Namun dengan berdoa tak jemu-jemu, manusialah yang dibentuk semakin hari semakin baik dan sempurna di mata Tuhan. (Al)
Apakah konsep saya sudah benar tentang doa tak jemu-jemu?
No responses yet