Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 17 November 2022
St. Elisabet dr Hongaria
Why 5:1-10
Mzm 149:1-6,9
Luk 19:41-44
Sentuh Hati-Nya
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: “Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. – Luk 19:41-42
Ketika mata hati manusia tertutupi oleh banyak hal, seperti kesedihan, kekuatiran, atau kesibukan, maka hal-hal itu akan membuat orang tidak merasakan rahmat Tuhan. Kerinduan jiwa untuk bertemu dengan Allah tidak dapat terwujud dan bisa jadi hubungan antara manusia dengan Allah bisa terputus.
Terputusnya hubungan manusia dengan Allah tentu saja akan membuat hati Allah bersedih, ibarat seorang Bapa yang rindu untuk bertemu dengan anaknya, tetapi tidak kesampaian. Dengan demikian rahmat Allah tidak sampai kepada manusia bukan karena Allah menahannya, namun karena manusia sendiri yang tidak datang untuk meminta dan mengambil rahmat tersebut. Hidup tanpa rahmat Tuhan, akan membuat hidup senantiasa dihantui dengan kekhawatiran, keputusasaan, bahkan ketidakjujuran.
Allah itu begitu baik, Ia selalu mendahului mencurahkan kasih-Nya untuk kita. Mari dengan sekuat tenaga kita terus berusaha menyentuh hati Tuhan dengan perilaku kita, sehingga relasi yang indah dengan-Nya akan selalu terjalin dan terjaga dengan baik. Relasi manusia dengan Allah akan menentukan relasi-relasi yang lainnya. (In).
Seberapa besar saya memiliki kehausan kepada Tuhan?
No responses yet