Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 17 Oktober 2022
St. Ignasius dr Antiokhia
Ef 2:1-10
Mzm 100:2-5
Luk 12:13-21
Harta Surgawi
Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” – Luk 12:20-21.
Ketika saya menulis renungan ini, sedang berlangsung pemakaman almarhum Emmeril Kahn Mumtadz (putra Gubernur Jawa Barat) yang mengalami musibah tenggelam di Sungai Aare, Swiss. Musibah yang dialami almarhum membuat seluruh masyarakat Indonesia berduka. Sosok yang jarang muncul di media sosial, namun saat dia wafat seluruh masyarakat ikut berempati dan mendoakannya sekalipun tidak mengenalnya secara langsung.
Kematian itu seperti pencuri yang kita tidak tahu kapan akan datang, namun jika kita selalu berjaga-jaga setiap saat tentu keselamatan itu akan kita dapatkan. Seperti yang dilakukan oleh almarhum Emmeril, dia selalu berusaha menabur benih kebaikan di sepanjang hidupnya, sebagai bentuk ungkapan bakti dan cintanya kepada Tuhan. Dan kebaikan yang ia tabur dengan tulus tersebut menjadi kenangan bagi banyak orang, bahkan menjadi inspirasi dan teladan yang akan mendorong orang lain juga melakukan kebaikan-kebaikan bagi orang lain.
Bakti kita kepada Tuhanlah yang kelak akan membawa kita layak untuk hidup bersama-Nya. Tentunya kita harus selalu berjaga-jaga dan bersiap untuk menyambut kedatangan Tuhan sampai saatnya Tuhan memanggil kita kembali kepada-Nya.
Tuhan sudah lebih dulu mencintai kita, mari kita juga melakukan hal yang sama, sekalipun mungkin kita tidak akan mampu memberi cinta sebesar cinta-Nya kepada kita. (In).
Seberapa besar hasrat yang saya miliki untuk hidup didalam kekudusan-Nya?
No responses yet