Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 18 Februari 2019
Kej 4:1-15,25
Mzm 50:1,8,16-17,20-21
Mrk 8:11-13
Percaya 100%
Lalu muncullah orang-orang Farisi dan bersoal jawab dengan Yesus.
Untuk mencobai Dia mereka meminta dari pada-Nya suatu tanda dari sorga. – Mrk 8:11
Membaca perikop hari ini mengingatkan saya pada diri sendiri yang dulu sering seperti orang Farisi meminta tanda kepada Tuhan, bahkan untuk perkara-perkara kecil.
Saya menyadari apa yang saya lakukan tidaklah pantas, dan itu juga menggambarkan iman yang saya miliki masih dangkal. Seiring berjalannya waktu, saya terus berusaha memperbaiki sikap mempercayakan segalanya kepadaTuhan, tanpa mempertanyakan kapan Ia akan memberi jawaban atas apa yang saya pergumulkan.
Ketika sepuluh tahun lalu saya hendak mengambil kredit rumah, tidak ada jaminan bahwa saya pasti akan dapat menyelesaikan cicilannya hingga tuntas. Terlalu banyak hal yang tidak dapat saya bayangkan dan pastikan. Tapi saya percaya, apapun akhirnya nanti, Tuhan pasti akan menolong. Yang menjadi fokus saya saat itu adalah memiliki tempat tinggal agar dapat membawa ibu tinggal bersama saya, dan saya membuang semua rasa khawatir hari-hari depan yang belum saya ketahui.
Sepuluh tahun sudah berlalu, dan kredit rumah sudah selesai saya bayar. Betapa bersukacitanya hati saya ketika sampai pada waktunya, Tuhan sungguh-sungguh menggenapi dan semua dapat berjalan dengan baik. Penyertaan Tuhan sungguh saya rasakan.
Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibrani 11:1). Marilah kita pegang firman Tuhan dan praktekkan dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan sungguh akan menggenapi janji-Nya kepada siapa saja yang percaya kepada-Nya. (In)
Apa makna iman bagi saya?
No responses yet