Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 18 Februari 2021
Ul 30:15-20
Mzm 1:1-4,6
Luk 9:22-25
Semangat Ketekunan
Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. – Luk 9:23
Penyangkalan diri adalah hal yang mutlak dilakukan untuk dapat mengikuti Tuhan Yesus. Penyangkalan diri adalah melawan atau menanggalkan kedagingan yang menghalangi relasi dengan Tuhan.
Masih segar dalam ingatan saya bagaimana almarhum ibu saya sangat tekun dalam berdoa. Saya kagum sekaligus heran akan ketekunan ibu yang tidak pernah surut. Dalam keadaan apapun, beliau selalu berdoa setiap hari, membangun relasi pribadi dengan Tuhan. Bahkan dalam sehari, ia berdoa sampai beberapa kali. Doa yang dilakukannya bukan sekedar membuat tanda salib dengan doa singkat seperti saat hendak makan atau tidur.
Setiap hari ibu mengikuti misa harian dan melakukan doa rosario, koronka, serta devosi lima belas doa dan janji Yesus kepada Santa Brigitta dari Swedia. Semua itu dilakukannya sekalipun dalam keadaan tidak sehat. Saya yang setiap hari menyaksikan hal tersebut, sering bertanya dalam hati berasal dari manakah semangat ketekunan ibu tersebut.
Semangat datang kepada Tuhan dengan konsisten hanya dapat dilakukan ketika seseorang memiliki kehausan dan kelaparan yang besar akan Dia. Kebiasaan berelasi dengan Tuhan secara rutin akan berubah menjadi suatu kebutuhan yang tidak bisa ditinggalkan. Hal ini juga merupakan penyangkalan diri untuk selalu menempatkan Tuhan sebagai prioritas utama. (In)
Ya Tuhan, mampukan saya agar senantiasa datang memuji dan menyembah-Mu.
No responses yet