Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 18 September 2016
Am 8:4-7
Mzm 113:1-2,4-8
1Tim 2:1-8
Luk 16:1-13
PEMERINTAHKU
Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang, untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. – 1Tim 2:1
Sebuah realitas yang membuat saya merasa sedih adalah sikap dan tekanan para pemimpin dunia terhadap Gereja saat ini. Contoh terbaru, seseorang yang berasal dari negara yang terkenal kekatolikannya menghina Paus, malah dielu-elukan dan terpilih menjadi presiden. Tokoh ini sering menekan dan menyerang gereja dengan pernyataannya.
Bahkan di negara-negara yang dikenal sebagai negara Katolik, Gereja sekarang menjadi semakin minoritas dalam arti sesungguhnya dan dalam arti pengaruhnya. Gereja dijadikan musuh bersama kemajuan dan kebebasan, sementara Gereja dikekang untuk maju dan bebas.
Betapa sulitnya memilih pemimpin saat ini. Terkadang kita harus memilih yang terbaik dari antara pilihan-pilihan buruk, dan seringkali kita terkejut karena yang terpilih malah yang terburuk dari pilihan buruk tersebut. Sejujurnya, saya juga sering terperanjat dengan sikap beberapa pimpinan Gereja yang sepertinya menyerah kepada tekanan para pemimpin dunia dan modernisasi. Ada beberapa pastor yang menegaskan kesalahan dan betapa berdosanya homoseksual, pernikahan sejenis, menolak memberikan komuni kepada pasangan sejenis, malah mendapat hukuman disiplin dari uskupnya karena tekanan ini. Bahkan memprihatinkan juga sikap beberapa uskup dunia yang mengusulkan untuk pemberkatan pernikahan sejenis.
Semoga kita semua tidak hanya tinggal diam, tetapi mengusahakan sesuatu, dimulai dengan mendoakan para pemimpin kita di semua level. Tuhan menghendaki kita menghormati pemimpin kita, semoga Tuhan juga mendengarkan doa kita untuk memberikan pemimpin yang akan membawa kebaikan bagi pertumbuhan iman kita dan pertumbuhan Gereja. (Pt)
Apakah saya serius dalam mendoakan calon pemimpin yang sesuai dengan kriteria iman?
No responses yet