Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 19 Agustus 2022
Yeh 37:1-14
Mzm 107:2-9
Mat 22:34-40
Kasih Membuat Mukjizat
Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.” – Mat.22:37
Jika kita bingung kemana harus melangkah atau keputusan apa yang harus kita ambil; Injil hari ini merangkum keseluruhan isi Kitab Suci, yaitu kasih. Semua hukum dan aturan bermuara pada satu hal utama, yakni mengasihi-Nya dahulu. Ketika mengasihi-Nya, maka otomatis kita akan dengan mudah untuk mengasihi sesama. Jikalau saat ini kita mengalami kesulitan untuk melakukannya, itu berarti bahwa saya belum mengasihi-Nya. Manusia adalah pribadi yang kompleks, dengan segala keunikan dan keinginannya; salah satunya ingin dimengerti tetapi tak mau mengerti orang lain. Saya sering dihadapkan pada hal-hal seperti ini. Ketika saya sedang kesal dengan seseorang, saya curhat ke Tuhan dengan segala alibi yang saya miliki; tetapi seringkali Tuhan justru mencelikkan dan mengingatkan bahwa sebenarnya permasalahan itu ada dalam diri saya sendiri dan bukan orang lain, karena saya tidak mau dengan rendah hati mengakui kelemahan.
Hari ini kita semua kembali diingatkan bahwa sebagai murid-Nya kita harus mengasihi, tanpa syarat dan tanpa mengharap balas. Kita mengasihi bukan karena kita mampu, tetapi karena Tuhan telah terlebih dahulu mengasihi kita. Ia mengasihi kita tanpa syarat, meski kita berdosa dan tak layak. Dengan mengasihi, akan ada banyak mukjizat, kesembuhan, pemulihan, dan pengampunan. Kasih-Nya mampu menghidupkan kembali sesuatu yang sudah mati, termasuk hati kita yang tawar. Mari memohon rahmat-Nya agar Ia menghembuskan napas baru ke sel-sel yang sudah mati itu, membangkitkan, dan menghidupkannya kembali. (Yy).
Dalam hal apa Tuhan mau kita lebih lagi mengasihi?
No responses yet