Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 19 Februari 2016
Yeh 18:21-28
Mzm 130:1-8
Mat 5:20-26
TEORI & PRAKTEK
Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari…ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. – Mat 5:20
Kita tahu bahwa Yesus banyak menyinggung orang Farisi dan ahli Taurat karena mereka tahu banyak soal Taurat tapi tidak melakukannya, bersikap sombong rohani, dan menganggap diri lebih tinggi dari orang lain, serta menghakimi orang lain tanpa merefleksikan diri sendiri.
Namun, orang-orang seperti itu masih ada hingga hari ini. Scott Hahn pernah menceritakan tentang seorang ahli teologi yang pintar dan mempelajari bidangnya selama bertahun-tahun. Namun pada akhirnya ia malah menjadi seorang ateis karena ia tidak menemukan Tuhan dari apa yang ia pelajari. Ia tidak berdoa dan tidak punya relasi yang baik dengan Tuhan.
Teologi, apabila hanya menjadi pengetahuan malah membuat kita menjadi seperti ahli Taurat yang tahu banyak tapi tidak menerapkannya dan malah menjadi hakim bagi orang lain. Jangan sampai kita juga menjadi seperti itu, karena lulus S1 atau S2 atau kursus-kursus tertentu, lalu memandang rendah dan menjelek-jelekkan orang lain.
Tapi bukan juga berarti pengetahuan tidak penting. Justru kebijaksanaan datang dari pengetahuan, dan pengetahuan membuat kita berwawasan luas. Banyak yang tidak berpendidikan tinggi tapi hidup kudus dan menjadi santo/santa.
Hidup keagamaan kita tidak ditentukan oleh pengetahuan belaka, tetapi oleh relasi kita dengan Tuhan yang ditopang oleh pengetahuan dan pengalaman kita akan Tuhan. Maka marilah kita mendalami keduanya, supaya kita semakin serupa dengan Tuhan. (Aw)
Apakah saya sudah mempraktekkan apa yang saya pelajari tentang Tuhan?
No responses yet