Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 19 Maret 2022
Hari Raya St. Yosef Suami St. Perawan Maria
2 Sam 7:4-5a,12-14a,16
Mzm 89:2-5,27-29Rm 4:13,16-18,22
Mat:1:16,18-21 atau Luk 2:41-51a
Harapan Tak Pernah Habis
“Sebab sekalipun tidak ada dasar untuk berharap, namun Abraham berharap juga dan percaya…” – Rm. 4:18
Walaupun saya seorang ayah dan suami, saya tidak punya template sebagai seorang ayah dan suami yang benar. Pelajaran untuk menjadi ayah dan suami justru terjadi setelah menikah dan punya anak. Sehingga banyak hal yang telat diterapkan dan tidak terpikirkan. Pertengkaran pun terjadi dan saya tidak mengerti bagaimana cara menyikapinya dengan bijak.
Saya ingin semua baik-baik saja. Tapi harapan saya seakan hanya terwujud sementara. Masalah terus datang kembali. Saya berharap pada Tuhan dalam doa dan saya percaya Tuhan adalah Tuhan yang baik. Saya selalu mengimani hal tersebut, memohon kedamaian dan penyelesaian dengan penuh harapan.
Setelah bertahun-tahun lewat, saya mulai sadar ada peran seorang ayah dan suami yang tidak saya jalani. Harapan dihadirkan bukan hanya dengan menunggu keadaan berubah, tetapi juga saya harus berusaha melakukan suatu tindakan untuk mewujudkan keadaan yang baik demi tujuan yang baik. Ini harapannya.
Harapan bukanlah angan-angan semata, tapi adalah penantian kepada yang akan datang, yang lebih baik dan penuh cinta. Karena kita tahu Tuhan selalu beserta kita dan pada akhirnya kita akan bersama Tuhan dalam hidup kekal, maka harapan kepada Tuhan tidak akan mengecewakan kita.Apapun keadaannya, marilah kita tetap berharap dan percaya kepada Tuhan. (Aw)
Apakah saya masih memegang harapan di saat terlihat tidak ada harapan?
No responses yet