Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Sabtu, 19 November 2016
Why 11:4-12
Mzm 144:1,2,9-10
Luk 20:27-40
KEKEKALAN
Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup. – Luk 20:38
Mungkin masih banyak dari kita yang berpikir bahwa hidup kita hanya sepanjang kita ada di dunia, dan kematian adalah akhir dari segalanya. Tak heran jika orang-orang yang berpikir demikian berusaha untuk “menikmati” hidupnya selama di dunia dengan melakukan hal-hal yang mereka senangi. Intinya, konsep menikmati hidup yang ada dalam pikiran mereka adalah dengan melakukan hal-hal yang mereka inginkan dan senangi.
Sebagai umat kristiani, kita tahu bahwa tujuan hidup kita adalah kekekalan yang Tuhan janjikan bagi kita. Sehingga kita juga mengerti bahwa kematian bukanlah akhir, karena merupakan proses yang harus kita lewati untuk masuk dalam hidup kekal.
Hal ini semakin diperkuat oleh ayat di atas, karena Allah kita adalah Allah orang hidup. Di hadapan-Nya, semua orang hidup. Jadi sesudah perjalanan hidup kita di dunia ini selesai, maka kita akan masuk dalam kehidupan kekal bersama-Nya.
Untuk itu, marilah kita mempersiapkan diri kita untuk dapat masuk dalam kehidupan kekal bersama-Nya. Caranya dengan ketaatan, yaitu melakukan apa yang difirmankan-Nya. Berikan diri kita untuk dibimbing agar kita senantiasa dapat mengerti apa yang menjadi kehendak-Nya dan berjalan di jalan yang ditunjukkan-Nya. (Jc)
Apa yang akan saya lakukan agar saya bisa masuk dalam hidup kekal bersama Tuhan?
No responses yet