Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 19 Oktober 2018
2Tim 4:10-17b
Mzm 145:10-13, 17-18
Luk 10:1-9
Tidak Lebih Baik..
Waspadalah terhadap ragi, yaitu kemunafikan orang Farisi. – Luk 12:1
Bagi kita yang sudah cukup aktif dalam pelayanan baik di lingkungan, paroki, persekutuan doa, ataupun komunitas, perlu mawas diri. Apalagi jika usia pelayanan kita sudah cukup lama. Ada kecenderungan merasa diri lebih baik daripada orang lain.
Dasar yang paling penting bagi umat beriman adalah kesadaran bahwa tanpa Tuhan, kita bukan apa-apa. Semua yang kita punya, semua yang kita mampu, adalah karena-Nya. Jika kita mampu menyadari hal ini, kita akan tahu bahwa tidak ada apapun yang dapat kita banggakan dari diri kita sendiri. Semua adalah kemurahan dan anugerah-Nya.
Penyadaran itu juga akan membantu kita untuk hidup apa adanya. Kita tidak akan malu akan keterbatasan kita, juga tidak akan iri terhadap kelebihan orang lain. Dengan begitu, kita tidak perlu hidup dalam kepura-puraan.
Alkitab kadang menggunakan ‘ragi’ untuk menggambarkan kerusakan. Peringatan Yesus agar kita waspada terhadap ragi, bukan menunjuk pada orang lain. Tetapi justru peringatan itu ditujukan pada diri kita masing-masing, agar kita tidak menjadi orang munafik yang menampilkan yang baik, padahal di dalam kita ‘busuk’. Karena kemunafikan hanya akan membuat kita menjadi batu sandungan bagi orang lain.
Jadilah terang dan garam bagi dunia, tanpa perlu merasa diri lebih baik daripada orang lain. (Jc)
Apakah saya merasa diri lebih baik dari orang lain?
Apakah saya melakukan apa yang saya katakan?
No responses yet