Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 19 September 2018
1 Kor 12:31-13:13
Mzm 33:2-3,4-5, 12 & 22
Luk 7:31-35
Kasih Seorang ibu
Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar di antaranya ialah kasih. – 1 Kor 13:13
Kasih adalah sebuah kata yang sederhana, sangat mudah diucapkan, sering kita dengar, tetapi sangat sulit dilakukan.
Kehidupan seorang ibu rumah tangga tidak semudah yang saya bayangkan, mengingat dulu saya bekerja di lapangan yang memungkinkan saya bertemu dengan banyak orang. Saya juga tidak terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah secara full time, yang menurut saya membutuhkan tenaga lebih besar. Meski demikian, saya tetap bersyukur diberi kesempatan oleh-Nya menjadi seorang ibu rumah tangga.
Menjalani profesi ini membuat saya mengerti betapa besar kasih seorang ibu kepada anak-anaknya, dan saya teringat pada sosok ibu saya. Sungguh besar perjuangan seorang ibu rumah tangga yang rela meninggalkan pekerjaan kantor dan kehidupan sosialnya demi memprioritaskan keluarga. Bekerja tiada henti meski badan terasa lelah dan kantuk menghampiri, serta mengesampingkan kesenangannya demi kesenangan bersama. Mengabaikan ketakutannya untuk memberi rasa aman kepada anak-anak. Memberikan makanan yang ia sukai untuk kebahagiaan anak-anak. Selalu ada di saat anggota keluarga yang lain membutuhkan, meski kondisinya saat itu juga tidak baik.
Saya sangat bersyukur memiliki teladan kasih-Nya lewat keberadaan ibu saya. Satu pesan penting yang saya tangkap dari semua yang dikerjakan ibu saya adalah meletakkan “kasih” sebagai dasar dalam melakukan segala sesuatu. Karena, tanpa kasih, semuanya tidak berarti. Kasih memberi kekuatan kepada kita untuk melakukan lebih dari apa yang kita pikirkan.(Cr)
Apa arti kasih bagi saya?
No responses yet