Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 02 Juli 2017
2Raj 4:8-11, 14-16a
Mzm 89:2-3, 16-19
Rm 6:3-4,8-11
Mat 10:37-42
BERANI MATI UNTUK HIDUP
Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. – Mat 10:39b
Hidup sesuai dengan janji baptis adalah pilihan. Sebagian orang berpikir mereka hidup hanya untuk saat ini, sehingga mereka hanya berfokus pada apa yang ada dan terjadi dalam hidup mereka sekarang.
Tidak salah untuk menikmati kenyamanan hidup, hanya saja jangan sampai hal-hal yang membuat nyaman tersebut semakin menjauhkan kita dari Tuhan dengan memilih melakukan apa saja yang kita mau. Tuhan ingin kita hidup bagi kerajaan-Nya.
Warga Jakarta mendapat teladan dari satu sosok yang begitu luar biasa, yang berani memegang teguh prinsipnya akan imannya kepada Tuhan. Penjara tidak membuatnya “mati” karena sabda Tuhan hidup di dalam dirinya. Yesus mengatakan, “Barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Ini berarti:
- Kebahagiaan berasal dari memberi, bukan mencari.
- Praktek cinta kasih hanya dapat dilakukan dengan memanggul salib kehidupan.
- Relasi yang intim dengan Yesus menyadarkan kita bahwa sukacita sejati berasal dari hal-hal yang tidak berwujud.
Bagaimana caranya agar kita dapat mencapai sikap seperti ini? Pertama-tama, kita harus mencari tahu pribadi Tuhan.
Merenung tidak cukup, bacalah Kitab Suci. Sadarilah apa yang telah Tuhan perbuat dalam hidup kita. Bersyukurlah dan mohon bimbingan Roh Kudus agar kita dapat membalas kasih-Nya. Berpeganglah teguh pada iman kita dan jangan pernah melepaskannya demi kenyamanan sesaat. (Yo)
Apakah saya berani kehilangan nyawa demi cinta kepada Tuhan?
No responses yet