Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 02 Juli 2018
Am 2:6-10,13-16
Mzm 50:16-23
Mat 8:18-22
Harga sebuah kejujuran
Siapa yang mempersembahkan syukur sebagai korban, ia memuliakan Aku; siapa yang jujur jalannya, keselamatan yang dari Allah akan Kuperlihatkan kepadanya. – Mzm 50:23
Rezeki setiap orang berbeda. Contohnya dua orang teman saya yang bersahabat dekat. Mereka mengambil jurusan kuliah yang sama, lulus dengan nilai IPK yang sama, melamar pekerjaan di perusahaan yang sama dan diterima, memulai karier bersama, menerima gaji yang sama, makan dan minum bersama. Namun, ternyata salah satu dari mereka menjadi manajer lebih dulu di tempat kerjanya.
Mungkin banyak yang kita sendiri alami seperti kisah dua teman saya ini. Bahkan mungkin merasa lebih mampu daripada orang lain, tetapi orang lain lebih sukses.
Ternyata banyak faktor yang menentukan seseorang mendapatkan sedikit atau berlimpah rezekinya. Begitu banyaknya faktor yang terkadang tidak terpikirkan oleh akal kita, sehingga menuntun pemikiran bahwa rezeki itu sudah diatur Tuhan. Memang tidak salah, karena hal itu yang membuat pemikiran kita menjadi lebih tenang, ketika banyak orang yang semakin bersaing mengumpulkan harta dan saling iri terhadap sesamanya.
Bersyukurlah atas apa yang kita punya, atas segala “pemberian”-Nya yang cuma-cuma dalam hidup ini. Dengan begitu, hidup ini akan terasa berkelimpahan, sehingga kita akan senantiasa memuliakan Tuhan dan hidup dengan jujur. Hidup dengan kejujuran akan menjadi kebiasaan yang baik dalam hidup kita. Ada harga yang akan diberikan atas upaya mempertahankan kebiasaan jujur dalam hidup kita, yaitu keselamatan yang dari Allah sendiri. (Md)
Sudahkah saya membiasakan diri untuk hidup jujur?
No responses yet