Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 02 Juni 2017
Kis 25:13-21
Mzm 103:1-2,11-12,19-20
Yoh 21:15-19
KESEMPATANKU
Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau. – Yoh 21:17
Dalam doa beberapa waktu lalu, saya merefleksikan pertanyaan Yesus: “Apakah engkau mengasihi-Ku?” Pertanyaan ini terus bergaung hingga saat saya menulis renungan ini. Sepanjang saya mengikuti Dia, ada masa dimana dalam doa, saya dengan mudahnya merasakan Tuhan mengasihi saya. Tapi, ada juga masa dimana saya harus bergumul untuk dapat melihat kasih-Nya.
Saya menyadari bahwa kebutuhan mendasar setiap manusia adalah merasa dicintai, sehingga dalam berelasi dengan Tuhan, saya sering menuntut untuk mendapatkan perasaan tersebut.
Sebagai manusia, kita juga memiliki hati seperti Tuhan, hati yang ingin memberi. Sebagai anak, saya tahu bahwa saya tidak bisa membalas kasih orang tua. Namun sebagai orang tua, saya bisa mengerti arti “kasih ibu sepanjang masa”. Orang tua sejati tidak pernah menuntut balas jasa. Yang membahagiakan mereka adalah ketika melihat anak-anaknya bahagia. Ketika anak menunjukkan kembali kasih mereka, itu merupakan bonus.
Tuhan tidak menuntut kita untuk membalas kasih-Nya. Saya yakin, Tuhan pasti punya maksud ketika Ia menanyakan pertanyaan di atas kepada Petrus. Sama halnya jika hari ini Tuhan bertanya kepada saya, Ia pasti punya maksud tersendiri. Sama seperti saya merasa bahagia kalau saya punya kesempatan untuk membalas kebaikan orang tua saya, demikian juga halnya ketika saya bisa mengatakan kepada Tuhan bahwa saya mengasihi Dia dan melakukan apa yang menyenangkan hati-Nya. (Pt)
Apa yang Tuhan tanyakan pada saya hari ini?
No responses yet