Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 02 Juni 2021
Tb 3:1-11a,16-17a
Mzm 25:2-9
Mrk 12:18-27
Sehidup Semati di Akhirat?
Sebab apabila orang bangkit dari antara orang mati, orang tidak kawin dan tidak dikawinkan melainkan hidup seperti malaikat di sorga. – Mrk 12:25
Rezeki, jodoh, dan usia seseorang sepenuhnya ada dalam kedaulatan mutlak Sang Pencipta. Mungkin beberapa dari kita ada yang diberikan jodoh dengan cepat sehingga bisa menikah di usia yang terbilang dini. Namun, tidak sedikit yang sulit mendapatkan jodoh sekalipun sudah mencapai usia yang tidak muda lagi.
Mungkin hal ini yang menjadikan aplikasi kencan di dunia maya menjadi banyak peminatnya. Hal ini mencerminkan bahwa pencarian jodoh merupakan suatu hal penting yang dicari banyak orang.
Seseorang yang sudah mendapatkan jodoh dan melanjutkan ke jenjang perkawinan, apapun agamanya, hendaknya melihat dan menjaga sakralnya perkawinan itu sendiri. Perkawinan harus dipertahankan seumur hidup sampai maut memisahkan. Ketika masih hidup bersama, mungkin saja fokus hidup kita hanya kepada pasangan yang dengan susah payah kita dapatkan. Dan ketika maut menjemput pasangan kita, kita bisa menjadi sangat sentimentil yang bahkan mungkin membuat kita mempersiapkan liang lahat di sebelah pasangan kita kelak dengan harapan akan dipertemukan dan dipersatukan kembali di akhirat.
Yesus dengan tegas menekankan bahwa tidak ada lagi perkawinan setelah kematian. Masing-masing orang yang bangkit dari antara orang mati tidak lagi kawin dan dikawinkan. Tidak lagi bergantung pada pasangan dan sehidup semati di akhirat. Pada waktunya nanti, semua orang yang bangkit akan memiliki kehidupan seperti malaikat di surga.
Pertanyaan yang perlu kita renungkan, apakah kita sudah mempersiapkan hidup saya di dunia ini agar layak hidup seperti malaikat di surga? (Md)
No responses yet