Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 02 Mei 2021
Kis 9:26-31
Mzm 22:26-32
1Yoh 3:18-24
Yoh 15:1-8
Di-Charge Agar Berbuah
Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku, kamu tidak dapat berbuat apa-apa. – Yoh 15:5
Saya pernah menonton film tentang bagaimana menanam pohon anggur. Wah, ribet dan dibutuhkan kesabaran yang cukup besar. Agar dapat bertumbuh baik, anggur harus ditanam di tanah yang gembur, diberi pupuk, zat perangsang akar, zat pengatur tumbuh, dan berbagai macam mineral lainnya.
Jika ditanam dengan cara stek, maka selama dua hingga tiga minggu, harus diletakkan di tempat teduh yang tidak terkena sinar matahari. Setelah itu baru boleh diletakkan di tempat yang terkena sinar matahari. Setelah enam bulan, dilakukan pemangkasan pada batang primer (batang pertama). Pemangkasan dilakukan terus sampai akhirnya tumbuh batang tersier (batang ketiga). Karena termasuk tanaman merambat, maka perlu dibuat beberapa penyangga secara vertikal maupun horisontal. Setelah sekitar satu tahun, baru kita dapat menikmati buahnya.
Kita adalah ranting dari pokok anggur yang benar yaitu Yesus, berarti Bapa Surgawi dengan sabar merawat dan memelihara kita dan mengharapkan kita berbuah.
Dengan rajin membaca Kitab Suci, berdoa pribadi, ikut aktif dalam komunitas, hidup kita bagaikan handphone yang senantiasa di-charge agar berbuah. Sekalipun mungkin masih ada kelemahan dan kedagingan dalam diri kita, tetapi tidak menutup kemungkinan bagi kita untuk berbuah.
Jika Tuhan Yesus mengetuk pintu hati kita, apakah kita akan membiarkan Dia masuk? Lalu, apa yang akan kita tawarkan kepada-Nya? Ketika Tuhan Yesus masuk ke dalam hati kita, yang dapat kita berikan kepada-Nya adalah buah-buah kehidupan yang selama ini berhasil kita perjuangkan. (Yo)
Apakah hidup saya sudah berbuah?
No responses yet