Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 02 September 2021
Kol 1 : 9-14
Mzm. 98 : 2 – 3abcd- 4, 5 – 6
Luk 5 : 1-11
Menanggung Segala Sesuatu Dengan Tekun dan Sabar
“dan (kamu) dikuatkan dengan segala kekuatan untuk menanggung segala sesuatu dengan tekun dan sabar, dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.” Kol 1 : 11 – 12.
Dalam kondisi saat ini, banyak keluarga yang mengalami beban yang sangat berat. Kehilangan pekerjaan, kehilangan penghasilan, bahkan sampai kehilangan anggota keluarga karena melonjaknya kasus covid di mana-mana.
Dunia, khususnya Indonesia, menangis, dengan meningkatnya kasus kematian karena covid dalam bulan-bulan lalu, yang semakin hari, semakin memecahkan rekor hariannya. Banyak kisah-kisah sedih dibagikan di media sosial, dari kisah orang-orang yang dengan begitu mudahnya terpapar covid-19 dengan berbagai gejala. Perjuangan mengantre, mencari oksigen serta kebutuhan obat-obatan dan vitamin yang langka dan melambung harganya di pasaran.
Tidak sampai di situ, ketika kondisi semakin memburuk, sulitnya mencari rumah sakit, langkanya ketersediaan oksigen, ruangan, dan tenaga kesehatan di rumah sakit juga membuat antrean di depan rumah sakit menjadi cukup panjang. Hal ini terjadi di semua rumah sakit di ibukota.
Di dalam antrean, semua pasien dan keluarga yang menunggu, terus berdoa dengan tekun agar bisa cepat mendapatkan perawatan di rumah sakit, karena setiap detiknya berharga, berkejaran waktu dengan kondisi pasien yang semakin waktu semakin kritis. Tidak sedikit yang dalam antreannya, calon pasien rumah sakit itu, harus meregang nyawa. Dan bahkan tidak sedikit juga yang tetap meninggal, tidak lama ketika sudah mendapatkan tempat perawatan di rumah sakit.
Mungkin saja, yang meninggal itu adalah tulang punggung keluarga, yang meninggalkan istri dan anak-anaknya yang masih kecil. Keluarga ini masih harus berjuang bertahan hidup di tengah-tengah pandemi covid-19 ini.
Bacaan hari ini, meneguhkan kita yang mungkin saat-saat ini, seperti rasanya harus menanggung beban yang begitu berat, tanpa persiapan, tanpa asuransi, yang dengan tiba-tiba harus kehilangan anggota keluarga yang menjadi tulang punggung keluarga. Dan apapun itu kondisinya, kita bisa tetap mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang maha pemelihara. Kita harus bisa melihat hal-hal yang baik, dalam setiap keburukkan dan kemalangan yang menimpa. Hal ini diperlukan agar kita dilayakkan untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam kerajaan terang.
Apakah Saya tetap dapat mengucap syukur dalam setiap kemalangan Saya?
No responses yet