Renungan Katolik “Bahasa Kasih”

Rabu, 20 Agustus 2025

Pw St. Bernardus, AbasPujG.

Hak 9:6-15

Mzm 21:2-7

Mat 20:1-16a

Rasa Cukup

Ketika mereka menerimanya, mereka bersungut-sungut kepada tuan itu. – Mat 20:11

Pernahkah kita merasa iri atau kecewa ketika melihat teman, kenalan, atau saudara kita yang berhasil? Mengapa selalu dia yang berhasil? Mengapa lagi-lagi dia yang terpilih? Dan mengapa dia yang terus-menerus mendapat lebih banyak daripada kita? Selalu muncul komplain, keluhan dan sungut-sungut dalam diri kita, yang intinya orang lain tidak boleh lebih berhasil atau lebih sukses daripada diri kita. Berhati-hatilah, ini disebut dengan virus Crab Mentality.

Untuk bisa menundukkan hasrat atau Crab Mentality yang merajalela dalam hidup kita, maka kita harus memiliki rasa cukup. Tanpa rasa cukup, kita tidak dapat bersyukur kepada Tuhan. Tanpa rasa cukup, kita akan selalu merasa kurang. Tanpa rasa cukup maka kita akan dikendalikan oleh hawa nafsu duniawi dan ambisi pribadi kita. 

“Rasa cukup” memang relatif. Rasa cukup seseorang, bisa berbeda dengan orang lain. Ketika saya belum mampu mendowngrade gaya hidup dengan keadaan ekonomi yang saya miliki, maka saya akan terpuruk dan selalu mengasihani diri sendiri sehingga merasa betapa menderitanya diriku. Saya akan hidup dalam kekecewaan serta kemarahan terhadap Tuhan.

Namun ketika saya mau belajar membangun rasa cukup , maka mata hati saya dapat melihat kebaikan dan kemurahan Tuhan. Rasa SYUKUR akan tumbuh dalam diriku. Saya akan belajar untuk melihat sisi positif yang ada dalam diriku, yang akan membuat merasa lebih bahagia. Dengan rasa cukup, maka akan membuat saya lebih mudah beradaptasi pada perubahan hidup serta selalu merasakan sukacita di dalam hati. 

“Jika mata Anda positif, Anda akan mencintai dunia. Dan jika lidahmu positif, dunia akan mencintaimu.” – Mother Teresa – (TL).

Bagaimana caraku membangun RASA CUKUP dalam diriku?

No responses yet

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *