Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Rabu, 20 Januari 2021
Ibr 7:1-3,15-17
Mzm 110:1-4
Mrk 3:1-6
Budak Peraturan
Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang? – Mrk 3:4a
Umumnya, kita mematuhi aturan yang berlaku bukan karena mengacu pada arti sebenarnya dan kebaikan yang terkandung di dalamnya. Biasanya kita hanya berfokus pada bagian luarnya saja. Bagi kita, yang penting menaati peraturan agar tidak terkena sanksi atau hukuman. Jadi, bisa dikatakan kita mematuhi peraturan bukan karena kesadaran diri.
Ketika kita menaati peraturan hanya karena kita mau dilihat baik, maka apa yang kita lakukan menjadi tidak ada artinya. Namun kebiasaan itu ternyata sudah ada sejak zaman Yesus. Hal itu terlihat dari perbuatan orang-orang Farisi seperti dalam bacaan hari ini. Mereka tidak mengizinkan berbuat baik pada hari Sabat karena hal itu tertera dalam peraturan. Tentu saja, Yesus memperbaiki persepsi yang salah tentang menaati peraturan dengan mengatakan, “Hari Sabat diadakan untuk manusia, bukan manusia untuk hari Sabat. Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?”
Perkataan Yesus mengingatkan saya kembali untuk tidak melulu berfokus pada aturan, tetapi pada kebaikan. Kita menaati peraturan bukan untuk menghindar dari konsekuensi, tetapi kita melakukannya atas kesadaran diri dan menyadari tujuan serta kebaikan yang terkandung di dalamnya. (Cr)
Apa dasar sikap saya dalam menaati peraturan yang berlaku?
No responses yet