Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Selasa, 20 Maret 2018
Bil 21:4-9
Mzm 102:2-3,26-21
Yoh 8:21-30
Belajar setia
Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air, dan makanan hambar ini kami telah muak. – Bil 21:5
Banyak kisah orang sukses yang membangun bisnisnya dari bawah. Namun sayang, pada generasi tertentu bisnis itu menurun secara perlahan hingga akhirnya bangkrut. Atau kisah politisi yang awalnya jujur hingga akhirnya menjadi sangat terkenal, tapi di puncak karirnya jatuh karena selingkuh atau korupsi.
Bangsa Israel juga mempunyai pengalaman yang mirip. Bangsa itu tidak dapat menahan hati dan melawan Musa serta Allah dengan mengomel di tengah jalan. Betapa sulitnya untuk setia, tetapi mari kita belajar untuk dapat melakukannya..
1. Tempatkan Tuhan pada prioritas pertama. Luangkan waktu yang terbaik untuk Tuhan, seperti berdoa dan membaca Kitab Suci pada saat kondisi tubuh masih segar.
2. Libatkan Tuhan dalam setiap perkara. Senantiasa berdoa (walaupun singkat) dalam mengambil keputusan, baik dalam pekerjaan, pelayanan, maupun dalam keluarga.
3. Sediakan waktu untuk melayani Tuhan. Pelayanan tidak harus sesuatu yang besar. Membersihkan gereja, menata kursi untuk ruang rapat/pertemuan, memasang serta membereskan sound system termasuk contoh pelayanan kecil yang baik dan bisa kita lakukan. Pekerjaan kecil yang dilakukan dengan cinta yang besar kepada Tuhan akan mendatangkan rahmat sukacita yang besar.
4. Bersikap rendah hati. Banyak orang menganggap kesuksesan itu berasal dari kerja kerasnya semata tanpa campur tangan Tuhan. Padahal, kesombongan mendatangkan kejatuhan yang sangat menyakitkan.
Kesetiaan adalah proses yang harus dibuktikan sepanjang hidup. (Yo)
Apakah saya sudah setia kepada Tuhan?
No responses yet