Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 20 Maret 2025
Yer 17:5-10
Mzm 1:1-4,6
Luk 16:19-31
Penyesalan
“sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini.” – Luk 16:28
“Hidup hanya satu kali, jangan sampai ada kata menyesal.” Ungkapan itu memang benar, karena penyesalan selalu datang belakangan. Banyak orang yang mengalami dan belajar dari sana. Namun tak perlu mengalaminya terlebih dahulu kemudian baru belajar, cukup belajar dari pengalaman orang lain juga bisa. Karena itu pikirkan segala sesuatunya dengan baik supaya tak ada penyesalan di kemudian hari. Sertakan Ia selalu dalam kondisi apapun, sehingga kita tetap dapat berpikir jernih dan menyikapi semuanya dengan bijak.
Saya pun belajar banyak dari kata itu, baik secara langsung maupun dari pengalaman orang lain. Meski belum lulus dan masih berjuang, namun saya bersyukur karena belum sampai terlambat untuk menyadari semua. Pada suatu ketika saya dihadapkan pada dilema yang cukup berat, hingga tak bisa membedakan mana yang berasal dari-Nya dan mana yang bukan. Semuanya mengarah pada-Nya, di satu sisi saya ingat akan ajaran-Nya tentang kasih. Dimana saya harus tetap mengasihi sesama meski telah dilukai. Tetapi di sisi lain, saya juga diingatkan bahwa Tuhan juga tak menginginkan saya disakiti dan bagaimana mungkin seseorang yang tadinya mengasihi namun nyatanya malah menyakiti? Sembari bimbang, saya terus bergumul dalam doa. Tapi Tuhan itu baik dan tak tinggal diam, Ia mengutus penolong serta memberikan pencerahan bagaimana saya harus bersikap dan bertindak. Puji Tuhan, bersama-Nya tak akan ada lagi kata penyesalan. (Cr)
Ikut sertakan Dia dalam setiap pergumulanmu, maka tak akan ada lagi kata penyesalan dalam hidupmu.
No responses yet