Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 20 Mei 2016
Yak 5:9-12
Mzm 103:1-4,8-9,11-12
Mrk 10:1-12
2 BECOME 1
Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. – Mrk 10:8
Menyatukan dua pribadi bukanlah hal yang mudah. Setiap orang memiliki egonya masing-masing, sehingga tidak heran bila pertengkaran terjadi dalam sebuah rumah tangga. Sayapun mengalaminya. Sekalipun banyak orang yang mengatakan bahwa kami berdua mirip, tetap saja ada hal-hal yang berbeda di antara kami yang selalu dapat memicu perdebatan. Hal semacam inilah yang menjadi tantangan di awal pernikahan kami.
Namun saya semakin menyadari ketika saya mempertahankan ego saya dan menyakiti suami saya, pada akhirnya saya sendiri yang sedih karena melihatnya bersedih karena saya. Pada akhirnya, kekerasan hati saya hanya akan melukai saya sendiri dan itu tidaklah menyenangkan.
Mungkin inilah yang Yesus maksud dengan “bukan lagi dua, melainkan satu”. Karena hati kami sudah menjadi satu, apa yang menyakiti hatinya juga menyakiti hati saya. Begitu pula sebaliknya. Pada akhirnya, saya memiliki motivasi yang cukup untuk menghancurkan ego saya. Sebisa mungkin saya tidak ingin menyakiti hatinya dan saya berusaha mengasihinya, karena ketika melihatnya bahagia, sayapun bahagia.
Masyarakat jaman modern mungkin sudah banyak yang tidak lagi percaya akan kesakralan sebuah pernikahan. Banyak orang yang berkata bahwa pernikahan hanyalah sebuah perjanjian di atas selembar kertas. Percayalah, bila kita benar-benar mengerti makna sebuah pernikahan, kita akan sadar bahwa pernikahan jauh lebih indah daripada hanya menandatangani sebuah akta. (Hd)
Bagaimana saya memandang arti sebuah pernikahan?
No responses yet