Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Senin, 20 Mei 2024
Peringatan SP Maria Bunda Gereja
Kej 3:9-15,20 / Kis 1:12-14
Mzm 87:1-3,5-7, R:3
Yoh 19:25-34
Cinta Dan Pengorbanan
Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia: “Sudah selesai.” Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya. – Yoh 19:30
Cinta dan pengorbanan ibarat sekeping koin yang memiliki dua gambar yang tak terpisahkan. Tidak ada cinta yang tidak membutuhkan usaha atau perjuangan. Tiada perjuangan yang tidak memerlukan pengorbanan. Di dalam meraih cinta, dibutuhkan banyak pengorbanan, tidak hanya perasaan, juga pikiran, waktu maupun uang.
Sebagai pasangan suami–istri yang ingin hidup harmonis dan bahagia maka masing-masing pribadi harus mampu menekan rasa ego, berusaha saling memberi yang terbaik, memikirkan kepentingan pasangannya terlebih dahulu serta rela berkorban. Perlu usaha ekstra untuk menyatukan dua karakter yang berbeda untuk bisa saling menerima, melengkapi dan menutupi kekurangan satu dengan lainnya.
Terus membangun cinta dengan memupuk waktu bersama, menciptakan keterbukaan dan kepercayaan serta relasi yang hangat dan akrab. Berusaha menjaga komitmen pernikahan dalam segala keadaan.
Kasih menjadi landasan utama dalam bahtera rumah tangga. Jadikan Yesus sebagai nahkoda dalam keluarga dengan membangun waktu doa bersama dalam keluarga serta selalu berpikiran positif terhadap setiap anggota keluarga. (TL).
“Agar cinta menjadi nyata, harus berbiaya, harus sakit & harus mengosongkan diri kita dahulu.”
-Mother Teresa-
Apakah wujud nyata yang akan kuwujudkan sebagai bukti cinta terhadap pasangan, anak-anakku dan orangtuaku?
No responses yet