Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Jumat, 20 November 2015
1Mak 4:36-37,52-59
MT 1Taw 29:10-12
Luk 19:45-48
JADIKAN AKU RUMAH DOA-MU
ADa tertulis: Rumah-Ku adalah rumah doa. – Luk 19:46a
Dalam sejarah panjang Israel, Bait Tuhan menjadi suatu bagian terpenting dari identitas mereka sebagai suatu negara. Tidak bisa terbantahkan bahwa negara Israel modern sekarang ini juga bercita-cita untuk membangun kembali Bait Tuhan. Uang bukan masalah bagi mereka, tapi yang sulit adalah Bait Suci Tuhan harus dibangun kembali di tanah tempat bait itu pertama kali dibangun. Keyakinan mereka, tanah itu dikuduskan oleh Tuhan sendiri untuk menjadi Bait Suci-Nya.
Mereka menyadari bahwa secara khusus mereka telah ditetapkan Tuhan sebagai bangsa terpilih untuk mengenal dan beribadah kepada Tuhan. Meskipun mereka selalu berpaling dari Tuhan. Tetapi sesungguhnya ada banyak dari mereka yang juga terus beribadah hanya kepada Tuhan dan berjuang agar hukum Tuhan tetap ditegakkan di Israel. Bait Suci menjadi lambang otoritas tertinggi bagi Bangsa Israel, tempat Tuhan bertahta atas mereka, tempat mereka datang menyembah Tuhan dan mengungkapkan cinta mereka kepada Tuhan de-ngan persembahan mereka.
Saya senang menyanyikan sebuah lagu dengan lirik “Jadikan aku, Tuhan, rumah doa-Mu… agar semua suku bangsa datang menyembah-Mu”. Dalam lagu ini terungkap sebuah kerinduan untuk datang ke hadirat Tuhan membawa doa dan persembahan saya, dan juga agar saya menjadi sarana agar orang lain merasakan kehadiran Tuhan dan membawa mereka mengenal dan menyembah Tuhan. (Pt)
Seberapa sering saya “membersihkan” bait Tuhan yang ada dalam diri saya?
No responses yet