Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Kamis, 21 Desember 201
Kid 2:8-14 atau Zef 3:14-18a
Mzm 33:2-3,11-12,20-21
Luk 1:39-45
Tidak Tinggal Diam
Beberapa waktu kemudian berangkatlah Maria dan langsung berjalan ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. – Luk 1:39
Sebagai seorang yang aktif, ketika ada saatnya saya harus mengurangi banyak hal, itu menjadi suatu pergumulan besar bagi saya. Namun, hal itu sekaligus menjaga saya untuk tetap setia dalam pelayanan. Karena itu, ketika saya masuk dalam suatu relasi khusus, sejak awal saya sudah mengatakan bahwa saya tidak ingin relasi itu menjadi kendala bagi pelayanan saya. Untuk itu, saya bersyukur karena memiliki pasangan dengan visi yang sama.
Demikian juga ketika kami mulai membangun keluarga, waktu untuk pelayananpun tetap kami sisihkan. Yang cukup signifikan adalah masa awal kehamilan hingga anak kami berusia satu hingga dua tahun, karena lebih banyak hal yang harus saya pribadi tinggalkan sementara berhubung kondisi memang tidak memungkinkan. Tapi begitu anak-anak cukup besar, saya kembali ke pelayanan yang masih memungkinkan saya terlibat di dalamnya.
Belajar dari Bunda Maria, yang sekalipun tengah hamil, tapi ia tidak tinggal dalam kenyamanannya. Ia pergi dan melayani saudaranya yang membutuhkannya. Bahkan dikatakan, Maria berjalan ke pegunungan. Ia tetap mau memberikan dirinya sekalipun saat itu dia punya alasan untuk menolak. Semangat Bunda Maria inilah yang menginspirasi saya untuk tetap setia pada kehendak Tuhan.
Semoga kita semua belajar dari sikap Maria yang mau keluar dari segala kenyamanan, dan tetap mengambil peran yang Tuhan percayakan kepada kita. Karena dunia ini membutuhkan orang-orang yang mau mewartakan tentang kasih Tuhan dan keselamatan yang Ia tawarkan. (Jc)
Peran apa yang Tuhan percayakan kepada saya untuk mewartakan kasih-Nya?
No responses yet