Renungan Katolik “Bahasa Kasih”
Minggu, 21 Februari 2016
Kej 15:5-12,17-18
Mzm 27:1,7-9,13-14
Flp 3:17- 4:1
Luk 9:28b-36
MOVE ON
Guru, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. – Luk 9:33
Suatu saat saya bergumul ketika harus memilih untuk mengambil tantangan baru dengan pindah ke perusahaan yang baru atau tetap tinggal di perusahaan lama tempat saya bekerja dan melakukan pekerjaan-pekerjaan rutin yang nyaman. Bila mengikuti kehendak daging, rasanya jauh lebih menyenangkan bekerja di tempat lama yang pekerjaannya sudah kita kuasai dengan memiliki kemungkinan berhasil lebih tinggi. Namun entah mengapa suara hati ini terus berkata, “Ayo bangun dan bergerak!”
Akhirnya setelah berdoa dan mengumpulkan semua keping kepercayaan diri, saya memutuskan untuk keluar dari pekerjaan lama dan bergabung dalam perusahaan baru yang masih penuh dengan misteri. Dan di situlah Tuhan mulai memberkati hidup saya ketika saya mulai move on, belajar, bergumul, berjuang, bahkan menangis sambil terus bergantung dan berharap hanya kepada-Nya.
Tuhan memanggil kita bukan untuk selalu berada di tempat yang nyaman (comfort zone). Ia mendorong kita agar keluar dari rasa nyaman hidup kita untuk menemukan berkat-berkat-Nya melalui setiap perjuangan, pergumulan, dan ketergantungan kita kepada-Nya.
Konon, ada saatnya induk rajawali mengobrak-abrik sarangnya sendiri agar anak-anaknya ketakutan dan meloncat dari atas tebing gunung yang sangat tinggi. Ternyata begitulah caranya anak rajawali belajar terbang. Dengan berbagai cara mereka mencoba mengepakkan sayap agar bisa terbang. Dan percaya atau tidak, tak pernah ditemukan seekor anak rajawali gagal terbang dan mati. Karena tepat pada waktunya, induk rajawali akan menangkap dan membawanya terbang ke atas dengan kekuatan sayapnya. (Al)
Apakah saat ini saya sudah merasa berada di tempat yang nyaman?
Cobalah berdoa, mungkin sudah saatnya agar saya kembali bergerak dan keluar dari rasa nyaman itu.
No responses yet